Salam Lontong.
Di Finlandia sekolah hanya 5 jam..wow, bandingkan dengan Indonesia yang menghabiskan waktu 8 jam. Mengapa di Finlandia hanya 5 jam?itu karena sistem pendidikanya.
Beberapa waktu lalu saya menonton Wideshot metro tv yang menayangkan berita tentang
Negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia. dan Finlandia adalah negara
dengan sistem pendidikan terbaik di dunia, lalu dimanakah posisi Indonesia yang
mengagungkan Ujian Nasional sebagai acuan! posisi Indonesia di peringkat
terbawah bersama Meksiko dan Brazil. Lalu apa yang dilakukan Finlandia dalam
membangun sistem pendidikanya?
Ringkasnya, Finlandia berhasil membuat semua siswanya cerdas. Lantas apa
kuncinya sehingga Finlandia menjadi Top No 1 dunia? Dalam masalah anggaran
pendidikan Finlandia memang sedikit lebih tinggi dibandingkan rata-rata negara
di Eropa tapi masih kalah dengan beberapa negara lainnya. Finlandia tidaklah
menggenjot siswanya dengan menambah jam-jam belajar, memberi beban PR tambahan,
menerapkan disiplin tentara, atau memborbardir siswa dengan berbagai tes.
Sebaliknya, siswa di Finlandia mulai sekolah pada usia yang agak lambat
dibandingkan dengan negara-negara lain, yaitu pada usia 7 tahun, dan jam sekolah
mereka justru lebih sedikit, yaitu hanya 30 jam perminggu. Bandingkan dengan
Korea, ranking kedua setelah Finlandia, yang siswanya menghabiskan 50 jam
perminggu.
Apakah Kuncinya ?
Ternyata kuncinya terletak pada kualitas guru. Di
Finlandia hanya ada guru-guru dengan kualitas terbaik dengan pelatihan terbaik
pula. Profesi guru sendiri adalah profesi yang sangat dihargai, meski gaji mereka
tidaklah fantastis. Lulusan sekolah menengah terbaik biasanya justru mendaftar
untuk dapat masuk di sekolah-sekolah pendidikan, dan hanya 1 dari 7 pelamar
yang bisa diterima. Persaingannya lebih ketat daripada masuk ke fakultas hukum
atau kedokteran!
Jika negara-negara lain percaya bahwa ujian dan
evaluasi bagi siswa merupakan bagian yang sangat penting bagi kualitas
pendidikan, Finlandia justru percaya bahwa ujian dan testing itulah yang
menghancurkan tujuan belajar siswa. Terlalu banyak testing membuat kita
cenderung mengajarkan kepada siswa untuk semata lolos dari ujian, ungkap
seorang guru di Finlandia.
Pada usia 18 th siswa mengambil ujian untuk
mengetahui kualifikasi mereka di perguruan tinggi dan dua pertiga lulusan
melanjutkan ke perguruan tinggi.
Siswa diajar untuk mengevaluasi dirinya sendiri,
bahkan sejak Pra-TK!
Ini membantu siswa belajar bertanggungjawab atas
pekerjaan mereka sendiri, kata Sundstrom, kepala sekolah di SD Poikkilaakso,
Finlandia.
Siswa didorong untuk bekerja secara independen
dengan berusaha mencari sendiri informasi yang mereka butuhkan. Suasana sekolah
sangat santai dan fleksibel. Adanya terlalu banyak komando hanya akan
menghasilkan rasa tertekan, dan mengakibatkan suasana belajar menjadi tidak
menyenangkan.
Kelompok siswa yang lambat mendapat dukungan
intensif. Hal ini juga yang membuat Finlandia sukses.
Berdasarkan penemuan PISA, sekolah-sekolah di
Finlandia sangat kecil perbedaan antara siswa yang berprestasi baik dan yang
buruk dan merupakan yang terbaik menurut OECD. Remedial tidaklah dianggap
sebagai tanda kegagalan tapi sebagai kesempatan untuk memperbaiki. Seorang guru
yang bertugas menangani masalah belajar dan prilaku siswa membuat program
individual bagi setiap siswa dengan penekanan tujuan-tujuan yang harus dicapai,
umpamanya: Pertama, masuk kelas; kemudian datang tepat waktu; berikutnya, bawa
buku, dlsb. Kalau mendapat PR siswa bahkan tidak perlu untuk menjawab dengan
benar, yang penting mereka berusaha.
Para guru sangat menghindari kritik terhadap
pekerjaan siswa mereka. Menurut mereka, jika kita mengatakan “Kamu salah” pada
siswa, maka hal tersebut akan membuat siswa malu. Dan jika mereka malu maka ini
akan menghambat mereka dalam belajar. Setiap siswa diperbolehkan melakukan
kesalahan. Mereka hanya diminta membandingkan hasil mereka dengan nilai
sebelumnya, dan tidak dengan siswa lainnya.
Setiap siswa diharapkan agar bangga terhadap
dirinya masing-masing. Ranking hanya membuat guru memfokuskan diri pada
segelintir siswa tertentu yang dianggap terbaik di kelasnya.
ayo bandingkan negara Indonesia saja, anak murid
disuruh sekolah dari pukul 7 pagi sampai pukul 4 sore, sementara disana cuma 5
jam saja perhari, dengan persentase 30 jam perminggu, mata pelajaran di
Indonesia sangat banyak sehingga jadi sulit masuk ke otak, berbeda dengan
Finlandia hanya mata pelajaran yg disukai saja yg diambil siswa.
itu contoh kecil yang membuat pendidikan Indonesia
buruk sehingga Indonesia menempati peringkat 10 dari 14 negara berkembang di
Asia
Perbandingan Mencolok Pendidikan Di Indonesia dengan
Finlandia
Sistem pendidikan di Finlandia
1. Keseriusan
pemerintah pada sektor pendidikan lebih besar dibandingkan sektor lainnya.
2. Guru di Finlandia adalah Lulusan terbaik di berbagai universitas dengan
ijazah minimal magister/S2.
3. kurangi tes, perbanyak belajar”. Jam belajar hanya 4 – 5 jam per hari.
4. Guru, siswa, dan masyarakat bertanggung jawab akan proses pendidikan.
5.sekolah di Finlandia tidak “menjual” nama. Yang membedakan hanya pilihan
pelajaran bahasa asing dan Olahraga.
6. membebankan siswa melakukan “homework” selama 30 menit saja .
7. Lebih mengedepankan proses pembelajaran dimana siswa dapat menyerap
apa yang dipelajari di kelas ketimbang apa yang mereka dapat lakukan diluar
kelas.
8. Didalam 1 kelas terdapat 2- 3 guru untuk memberikan hak belajar yang
sama pada setiap siswa.
9. Jumlah siswa dalam 1 kelas maksimal 20 siswa.
Sistem Pendidikan di Indonesia :
1.
Keseriusan pemerintah pada sektor pendidikan Tidak lebih besar dibandingkan
sektor lainnya.
2. guru di Indoneisa adalah Lulusan dari berbagai Universitas yang beragam, dan
menjadi Guru adalah pilihan terakhir selain Profesi lainnya.
3. Perbanyak tes, perbanyak PR”. Jam belajar antara 8 jam per hari bahkan
Full day.
4. Guru dan sekolah bertanggung jawab akan proses pendidikan.Orang tua kadang
meminta pertanggungjawaban Guru/ sekolah akan kemajuan pendidikan anak-anaknya.
5.Sekolah di Indonesia bertabur label mulai dari SBI, SSN, SKM, Sekolah model,
sekolah adiwiyata dll.Berlomba-lomba menjual program dan fasilitas sekolah. ( Bersifat Diskriminatif )
6.Siswa dibebani “homework/PR” kadang sampai 4 mata pelajaran sehari .
7. Lebih mengedepankan Tugas-tugas di banding proses pembelajaran. Kadang
diluar sekolah siswa harus kursus pelajaran lagi.
8. Didalam 1 kelas terdapat 1 guru
Jujur saya sendiri tidak suka dengan pengembangan sistem pendidikan di Indonesia. Di sekolah saya saja,, saya harus berangkat jam 7 tepat (plus di hukum jika telat ) pulang jam 2 seperempat dan ditambah lagi LES sampai jam 4. Dan menurut saya hal itu sangat membosankan
Semoga bermanfaat dan bangkitlah pendidikan Indonesia
»» READMORE...