Rasanya dulu saya kurang tertarik dengan budaya
wayang Indonesia, hanya sekedar tahu saja. Cuma sekarang entah kenapa jd mulai
melirik, ingin mengetahui lebih. Apalagi tentang pandawa lima, mereka mempunya
istri yang sama yaitu Drupadi (wah 1 perempuan dengan 5 suami sekaligus…).
Setiap pandawa ini memiliki karakteristik yang menarik, dan saya baru tau
ternyata pandawa lima ada yang berbeda ibu namun memiliki ayah yang sama.
Para Pandawa terdiri dari lima orang pangeran, tiga
di antaranya (Yudistira, Bima, dan Arjuna) merupakan putera kandung Kunti,
sedangkan yang lainnya (Nakula dan Sadewa) merupakan putera kandung Madri,
namun ayah mereka sama, yaitu Pandu.
1. YUDHISTIRA
Pandawa pertama memiliki istri dewi drupadi dan
memiliki anak raden pancawala. Yudhistira memiliki jimat jamus kalima sada dan
ia memiliki darah berwarna putih. Menurut cerita pedalangan Jawa adalah raja
jin negara Mertani, sebuah Kerajaan Siluman yang dalam penglihatan mata biasa
merupakan hutan belantara yang sangat angker.
Ia merupakan penjelmaan dari Dewa Yama dan lahir dari Kunti. Sifatnya sangat
bijaksana, tidak memiliki musuh, dan hampir tak pernah berdusta seumur
hidupnya. Memiliki moral yang sangat tinggi dan suka mema’afkan serta suka
mengampuni musuh yang sudah menyerah. Memiliki julukan Dhramasuta (putera
Dharma), Ajathasatru (yang tidak memiliki musuh), dan Bhārata (keturunan
Maharaja Bharata). Ia menjadi seorang Maharaja dunia setelah perang akbar di
Kurukshetra berakhir dan mengadakan upacara Aswamedha demi menyatukan
kerajaan-kerajaan India Kuno agar berada di bawah pengaruhnya
2. BIMA
Dikenal pula dengan nama; Balawa, Bratasena,
Birawa, Nagata, Kowara, Sena, atau Wijasena. Bima putra kedua Prabu Pandu, raja
Negara Astina dengan Dewi Kunti, putri Prabu Basukunti dengan Dewi Dayita dari
negara Mandura. Bima mempunyai dua orang saudara kandung bernama: Puntadewa dan
Arjuna, serta 2 orang saudara lain ibu, yaitu ; Nakula dan Sadewa.
Ia merupakan penjelmaan dari Dewa Bayu sehingga memiliki nama julukan
Bayusutha. Bima sangat kuat, lengannya panjang, tubuhnya tinggi, dan berwajah
paling sangar di antara saudara-saudaranya. Meskipun demikian, ia memiliki hati
yang baik. Pandai memainkan senjata gada senjata gadanya bernama Rujapala dan
pandai memasak. Bima juga gemar makan sehingga dijuluki Werkodara. Kemahirannya
dalam berperang sangat dibutuhkan oleh para Pandawa agar mereka mampu
memperoleh kemenangan dalam pertempuran akbar di Kurukshetra. Ia memiliki
seorang putera dari ras rakshasa bernama Gatotkaca, turut serta membantu
ayahnya berperang, namun gugur. Akhirnya Bima memenangkan peperangan dan
menyerahkan tahta kepada kakaknya, Yudistira.
3. ARJUNA
Arjuna merupakan anak ke-tiga dari lima bersaudara
satu ayah, yang dikenal dengan nama Pandawa. Dua saudara satu ibu adalah
Puntadewa dan Bima/Werkudara. Namanya (dalam bahasa Sansekerta) memiliki arti
“yang bersinar”, “yang bercahaya”. Ia merupakan penjelmaan dari Dewa Indra,
Sang Dewa perang. Arjuna memiliki kemahiran dalam ilmu memanah dan dianggap
sebagai ksatria terbaik oleh Drona.
Ia dikenal sebagai sang Pandawa yang menawan parasnya dan lemah lembut budinya.
Ia adalah putra Prabu Pandudewanata, raja di Hastinapura dengan Dewi Kunti atau
Dewi Prita, yaitu putri Prabu Surasena, Raja Wangsa Yadawa di Mandura. Arjuna
merupakan teman dekat Kresna, yaitu awatara (penjelmaan) Bhatara Wisnu yang
turun ke dunia demi menyelamatkan dunia dari kejahatan. Arjuna seorang satria
yang gemar berkelana, bertapa dan berguru menuntut ilmu. Kemahirannnya dalam
ilmu peperangan menjadikannya sebagai tumpuan para Pandawa agar mampu
memperoleh kemenangan saat pertempuran akbar di Kurukshetra.
Arjuna memiliki banyak nama panggilan, seperti misalnya Dhananjaya (perebut
kekayaan – karena ia berhasil mengumpulkan upeti saat upacara Rajasuya yang
diselenggarakan Yudistira); Kirti (yang bermahkota indah – karena ia diberi
mahkota indah oleh Dewa Indra saat berada di surga); Partha (putera Kunti –
karena ia merupakan putera Pritha alias Kunti). Dalam pertempuran di
Kurukshetra, ia berhasil memperoleh kemenangan dan Yudistira diangkat menjadi
raja.
4. NAKULA
Dalam pedalangan Jawa disebut pula dengan nama
Pinten (nama tumbuh-tumbuhan yang daunnya dapat dipergunakan sebagai obat)
adalah putra ke-empat Prabu Pandudewanata, raja negara Astina dengan permaisuri
Dewi Madrim, putri Prabu Mandrapati dengan Dewi Tejawati, dari negara
Mandaraka. Nakula mahir menunggang kuda dan pandai mempergunakan senjata panah
dan lembing. Nakula tidak akan dapat lupa tentang segala hal yang diketahui
karena ia mepunyai Aji Pranawajati pemberian Ditya Sapujagad, Senapati negara
Mretani.
Ia merupakan penjelmaan Dewa kembar bernama Aswin, Sang Dewa pengobatan.
Saudara kembarnya bernama Sadewa, yang lebih kecil darinya, dan merupakan
penjelmaan Dewa Aswin juga. Setelah kedua orangtuanya meninggal, ia bersama
adiknya diasuh oleh Kunti, istri Pandu yang lain. Nakula pandai memainkan
senjata pedang. Dropadi berkata bahwa Nakula merupakan pria yang paling tampan
di dunia dan merupakan seorang ksatria berpedang yang tangguh. Ia giat bekerja
dan senang melayani kakak-kakaknya. Dalam masa pengasingan di hutan, Nakula dan
tiga Pandawa yang lainnya sempat meninggal karena minum racun, namun ia hidup
kembali atas permohonan Yudistira. Dalam penyamaran di Kerajaan Matsya yang
dipimpin oleh Raja Wirata, ia berperan sebagai pengasuh kuda.
5. SADEWA
Dalam pedalangan Jawa disebut pula dengan nama Tangsen (buah dari
tumbuh-tumbuhan yang daunnya dapat dipergunakan dan dipakai untuk obat) adalah
putra ke-lima atau bungsu Prabu Pandudewanata, raja negara Astina dengan
permaisuri Dewi Madrim, putri Prabu Mandrapati dengan Dewi Tejawati dari negara
Mandaraka. Ia lahir kembar bersama kakanya, Nakula. Sadewa mempunyai watak
jujur, setia, taat, belas kasih, tahu membalas guna dan dapat menyimpan
rahasia.
Ia merupakan penjelmaan Dewa kembar bernama Aswin, Sang Dewa pengobatan.
Saudara kembarnya bernama Nakula, yang lebih besar darinya, dan merupakan
penjelmaan Dewa Aswin juga. Setelah kedua orangtuanya meninggal, ia bersama
kakaknya diasuh oleh Kunti, istri Pandu yang lain. Sadewa adalah orang yang
sangat rajin dan bijaksana. Sadewa juga merupakan seseorang yang ahli dalam
ilmu astronomi. Yudistira pernah berkata bahwa Sadewa merupakan pria yang
bijaksana, setara dengan Brihaspati, guru para Dewa. Ia giat bekerja dan senang
melayani kakak-kakaknya. Dalam penyamaran di Kerajaan Matsya yang dipimpin oleh
Raja Wirata, ia berperan sebagai pengembala sapi.
_google search
Tidak ada komentar:
Posting Komentar